Selasa, 15 Desember 2009

Tersebutlah dua orang jagoan yang selalu ingin menunjukkan dirinya lebih jago dari yang lain. Pada suatu hari, mereka bertemu di perairan sebelah selatan Singapura.

Tanpa ba atau bu, mereka langsung saling menyerang. Mereka bertarung lama sekali hingga tubuh mereka bersimbah darah. Karena sama-sama kuat, tak ada tanda-tanda siapa yang akan kalah.

Jin Laut tidak suka dengan pertarungan itu karena darah mereka mengotori laut. Jin Laut lalu menjungkirbalikkan perahu mereka. Maksudnya agar mereka berhenti bertarung. Ternyata, mereka tetap bertarung. Dengan kesaktiannya masing-masing, mereka bertarung di atas air.

“Hei, aku perintahkan kalian berhenti beratarung! Ini wilayah kekuasaanku. Kalau tidak…”

pulau hantu


Bukannya berhenti, kedua jagoan itu malah bertempur lebih seru. Dengan isyarat tangan, mereka bahkan seperti mengejek Jin Laut.

Jin Laut marah. Dia menyemburkan air ke wajah kedua jagoan itu sehingga pandangan mereka terhalang. Karena tak dapat melihat dengan jelas, kedua jagoan itu bertempur secara membabi-buta. Mereka mengayunkan pedang ke sana-kemari sekehendajk hati sampai akhirnya bersarang di tubuh lawan masing-masing. Kedua jagoan itu pun menemui ajalnya.

Para dewa di kayangan mura karena Jin Laut turut campur urusan manusia. Mereka memperingatkan Jin Laut untuk tidak lagi ikut campur urusan manusia. Jin Laut mengaku salah dan mencoba menebus dosa dengan membuatkan tempat khusus agar roh kedua jagoan itu dapat bersemayam dengan tenang. Jin Laut menyulap sampan yang ditumpangi kedua jagoan itu menjadi pulau tempat bersemayam roh mereka. Orang-orang kemudian menyebut pulau itu sebagai Pulau Hantu.

si kancil dan si siput


Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”.

Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.

“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.

Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.

Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput. Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.

Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. “Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”

Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.

Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu.

Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi”, kata si kancil.

anjing dan bayangannya


Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya. Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya
Pocong perempuan di sekitar makam

Hantu perempuan cantik sering menemui warga, memohon agar dilepas tali pocongnya. Wujudnya bisa berubah-ubah, dari perempuan yang sangat cantik sampai pocongan yang menyeramkan.

Bulan November 2001, adalah saat yang paling menakutkan bagi warga di sekitar makam Karang Menjangan, Surabaya. Pasalnya, sejumlah warga mengaku sering ditemui oleh hantu yang menakutkan. Kabarnya, hantu tersebut penjelmaan seorang perempuan yang baru saja dikubur, tetapi lupa dilepas tali pocongnya.

Menurut cerita sejumlah warga, beberapa waktu yang lalu warga Jojoran Tempel meninggal dunia. Jenazahnya hanya dimakamkan oleh delapan orang, termasuk sang suami. Pemakaman itu dilakukan menjelang maghrib. Menurut kesaksian, sang suami melarang modin melepas tali pocongnya. Entah alasan apa yang mendasari keputusan tersebut.

Selang beberapa saat, sejumlah warga mengaku ditemui oleh hantu perempuan. Wujudnya selalu berubah-ubah, tetapi permintaannya tetap sama: memohon agar tali pocongnya dilepas. Bila ia berbentuk perempuan cantik maka ia akan mengajak orang yang ditemuinya untuk datang ke makamnya, lalu melepaskan talinya.

Meski warga menduga bila pocongan itu disebabkan oleh tali pocong yang tidak dibuka, tetapi seorang paranormal setempat menolak anggapan itu. Menurutnya, yang menjadi pocong bukanlah jenazah itu, melainkan penghuni gaib di makam tersebut. Mereka memanfaatkan roh mayat itu untuk menakut-nakuti warga.

Hal itu bisa terjadi karena keluarga jenazah belum mengadakan kenduri atau selamatan khusus. Agar terbebas dari pengaruh mahkluk gaib di sekitar makam, maka keluarga mayat harus menyelenggarakan upacara khusus itu.
cerita hantu



Tak mau dimadu, arwahnya gentayangan

Seorang istri yang tak sudi dimadu oleh suaminya memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di komplek perumahan Mediterania, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Kini, arwahnya sering menggoda lelaki. Balas dendamkah?

Malam itu David baru saja memberikan pelajaran privat Bahasa Inggris kepada salah satu muridnya yang tinggal di komplek perumahan Mediterania, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Ia segera menghidupkan mobilnya dan meninggalkan rumah sang murid.

Belum sempat keluar dari komplek itu ia dikagetkan dengan seorang wanita yang tiba-tiba menyeberang di hadapannya. Dengan susah payah ia menghentikan laju kendaraannya. Sambil menggerutu ia kembali menjalnkan mobilnya.

Tapi, belum sempat David mengoper persneling mobil, perempuan tadi sudah menghilang. David mencoba mencarinya melalui kaca spion. Namun, perempuan tadi benar-benar menghilang. Padahal, bila dinalar, seharusnya perempuan itu belum lenyap dari pandangannya.

Di tengah rasa ketakutan yang memuncak, David mencoba bertanya pada orang yang berada di komplek tersebut. Selidik punya selidik, perempuan misterius itu sering muncul di komplek itu. Konon, wanita tersebut adalah penjelmaan seorang istri yang mati bunuh diri di tempat tersebut. Wanita itu tak sudi dimadu oleh suaminya sehingga ia memilih bunuh diri.

Sejauh ini warga hanya menghubung-hubungkan kemunculan wanita misterius itu dengan kisah bunuh diri beberapa tahun silam. Namun, tak ada yang tahu dengan pasti siapa perempuan misterius itu.

Berkenalan Dengan Dago
Lokasi, Lingkungan Alam dan Kondisi Masyarakat Dago


Dago berada 5 km ke arah utara dari pusat Bandung dengan luas area sekitar 6000ha. Ketinggiannya sekitar 690-730 dpl. Karena berada di daerah utara, maka Dago merupakan daerah yang cukup sejuk, setidaknya sebelum Dago penuh sesak dengan kendaraan bermotor seperti sekarang ini. Suhu udara berkisar antara 18°C (terendah pada malam hari) sampai dengan 32° C (tertinggi pada siang hari).

Masyarakat Dago memiliki mata pencaharian yang beragam. Mulai dari PNS hingga petani. Banyak pula dari mereka yang bekerja sebagai dosen di universitas. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya berdiri perumahan bagi para dosen di daerah Dago.

Bermata pencaharian beda tentu saja mengakibatkan tempat tinggal kediaman penduduk Dago pun menjadi beragam. Banyak penduduk yang bertempat tinggal di pemukiman sederhana seperti gang-gang, namun tidak jarang pula penduduk yang tinggal di perumahan mewah.

Berbeda dengan keadaan jaman dahulu, sekitar jaman kedudukan kolonial, sebelum modernisasi global melanda negeri ini. Pada masa itu, khususnya saat jaman kolonial Belanda, Dago merupakan kawasan elite yang hanya diperuntukkan para tuan dan noni Belanda sebagai tempat tinggal mereka. Banyak dari orang Belanda itu adalah para tuan tanah. Sedangkan bagi masyarakat pribumi, Dago hanyalah tempat mereka saling menunggu satu sama lain ketika hendak pergi ke kota secara bersama-sama di daerah selatan.

Masyarakat pribuminya sendiri kebanyakan adalah sebagai petani. Berkebun di kebun mereka sendiri dan menjual hasil panennya. Mereka tinggal berkelompok di pelosok sisa-sisa tempat tinggal para Belanda. Satu kelompok pemukiman untuk satu keluarga dan mereka menggunakan kebun sebagai pembatas.
seputar maria ozawa


Maria Ozawa atau lebih dikenal dengan nama Miyabi adalah bintang film porno di Jepang. Ternyata, perjalanan hidup artis muda ini tak seindah yang dibayangkan. Dia pernah diusir oleh orangtuanya dan dimusuhi teman-temannya.

Miyabi lahir di Hokkaido, Jepang pada 8 Januari 1986. Awal mulanya Miyabi terjun ke dunia film porno Jepang saat dia berkenalan dengan temannya yang bekerja di AV (PH-nya film porno Jepang). Dari situ, Miyabi mulai tampil bugil untuk majalah porno di Jepang. Pada saat itu, usia Miyabi masih 17 tahun.

Miyabi juga terkenal sebagai artis porno yang gemar menonton film-film yang dibintanginya. Tak hanya itu, dia juga rutin menonton film porno yang dibintangi oleh artis lain. Bagi Miyabi kegiatan tersebut berguna dan memberinya inspirasi baru.

Kabar terbaru, Maria ‘Miyabi’ Ozawa bintang porno asal Jepang dikabarkan akan berakting di film Indonesia pada akhir tahun ini. Miyabi direncanakan akan tampil di film berjudul ‘Menculik Miyabi’ produksi Maxima Picture.

p a n t u n

Pohon manggis di tepi rawa
Tempat datuk tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat datuk bermain gundu
sahabat

Sahabatku……….!
Di dalam keremangan hidup ini,
aku berjalan mencari arti kehidupan
teringat aku padamu,
Sahabatku……….!
Engkau yang selalu membantu
di dalam mencari arti kehidupan yang sebenarnya
tapi kini
dirimu tla jauh………dan terlalu jauh untuk ke jangkau
Sahabatku……….!
kepergianmu dengan tiba-tiba
sangat ku sesali
mengapakah aku tak tahu ??
setelah aku tahu semuanya
engkau sudah tiada padaku lagi
sepatu kulit buaya

Seorang perempuan sangat ingin mempunyai sepatu dari kulit buaya.
Dia pun pergi ke toko sepatu dan kecewa karena mahalnya.
“Mahal amat sih,” tanya si perempuan.
“Kalau ingin murah ya menangkap buaya sendiri sana,” kata si pemilik toko. Terinspirasi oleh perkataan si pemilik toko, perempuan tersebut pergi ke sungai besar di daerah situ sambil membawa senjata api.
Beberapa saat kemudian si pemilik toko datang dan terkagum-kagum ketika melihat tiga ekor buaya mati ditumpuk di pinggir sungai. Sementara itu si perempuan terlihat di tengah sungai sedang membidikkan senjatanya ke seekor buaya lainnya. Suara tembakan terdengar, kemudian si perempuan menyeret buaya keempat yang baru ditembaknya ke pinggir dan kemudian menyumpah, “Sialan! Yang ini juga tidak memakai sepatu.”